Rabu, 02/12/2009 12:28 WIB
padangmedia.com - PADANGPANJANG - Walikota Padangpanjang Suir Syam mengatakan peringatan Hari Jadi Kota Padangpanjang yang ke 219 sengaja tidak semeriah ultah lainnya, karena
masyarakat Sumatera Barat masih dalam suasan berkabung akibat gempa 30September lalu.
Demikian disampaikannya pada malam resepsi HJK Padangpanjang digedung pertemuan M.Syafe'i Selasa malam. Karena kondisi berduka tersebut maka kegiatan peringatan HJK tahun ini diperingati secara sederhana. Namun meskipun demikian kegiatan kemasyarakatan tetap dijalankan.
Suir Syam mengajak semua pihak agar peringatan HJK dijadikan sebagai momen evaluasi untuk menyukseskan program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
2008-2013. Dengan demikian Padangpanjang akan bisa mengejar ketertinggalan dari
kota lain. “Upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah saat ini adalah membenahi pusat perbelanjaan, lambannya rencana pembangunan pasar induk karena masih belum adanya kesepakatan bersama,” katanya.
Dengan adanya pasar induk yang dilandasi kesepakatan tersebut, kata Suir Syam, pasar yang akan dibangun baru bisa bermanfaat bagi masyarakat Padangpanjang.
Disektor ekonomi kerakyatan, Padangpanjang telah di sepakati dan disiapkan sebagai pusat industri kulit nasional dan saat ini melalui dinas terkait pemerintah daerah masih memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk mahir membuat aneka kerajinan kulit. Dengan demikian masyarakat yangg tidak punya pekerjaan bisa bekerja.
Diakuinya masih banyak ketertinggalan yang harus dikejar, sehingga Padangpanjang bisa menjadi surga bagi orang yg berkunjung dan datang ke Padangpanjang. Hal ini akan berdampak pada kota ini lebih maju dan dikenal serta akan meningkatkan perekonomian masyarakat.
Kerja keras selama ini telah membuat Padangpanjang memperoleh berbagai keberhasilan tak terkecuali dibidang pendidikan walaupun tidak menutup kemungkinan sekolah yg dibanggakan menjadi mundur karena factor internal, seperti yang terjadi saat ini di Perguruan Thawalib Putra/Putri. “Ada hal-hal yang menjadi batasan pemerintah daerah
tidak bisa mencampuri kebijakan yayasan sekolah tersebut. Akibatnya muncul kesan pemerintah daerah kurang peduli dengan sekolah yang juga merupakan aset terbesar kota ini. Saya berharap agar pengelola Thawalib putra/putri untuk bisa menyelesaikan
perso'alan-perso'alan internnya,” paparnya.(isril)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar